Open Minded
Orang bilang, hidup tak selebar daun kelor. Benarkah? Tapi,
kenapa kadang kala kita merasa dunia ini begitu sempit, sempit sekali bahkan
lebih sempit dari lubang semut. Kita
bahkan seringkali merasa hidup ini tak berguna lagi. Hidup ini terlalu keras, jahat
nan menakutkan. Untuk apa hidup lagi? Bukankah ini hanya akan menambah
kesakitan yang tak berujung?
Stop. Berhentilah memandang hidup dari segi yang sempit.
Cobalah pandang hidup dari segi yang lebih luas. Hidup kita adalah anugerah
terindah yang Tuhan berikan. Betapa tidak? Bukankah mendengar kicauan burung di
pagi hari, melihat matahari kembali ke peraduan, merasakan angin lembut itu
semua adalah anugerah?
Hidup ini memang keras. Tapi, kita tak perlu menaklukkannya
dengan cara yang keras pula. Tapi, cobalah gunakan cara yang lembut, penuh
kesabaran dan keikhlasan. Ingat sabar dan ikhlas bisa memberi kedamaian hati
yang luar bisa, sangat damai, damai damai dan damai.
Sabar itu ada batasnya. Siapa bilang? Batas kesabaran adalah
garis-garis yang kita ciptakan sendiri. Jika garis-garis itu kita lenyapkan,
masih adakah batas itu?
Lihatlah bagaimana kehidupan dan penghidupan orang-orang di
sekitar kita. Jangan lihat ke atas, tapi lihatlah ke bawah. Bagaimana mereka
hidup? Apakah jauh lebih beruntung dari kita? Tentu saja tidak. Berkacalah dan
lihatlah bagaimana kita jauh lebih beruntung dari mereka.
Sekarang, mulailah memaknai hidup dengan keindahan.
Bagaimanapun beratnya tantangan hidup yang menerpa. Ingat, ada zat Maha Agung
yang selalu siap mendengar rintihan kita. Ada tangan-tangan yang bisa menolong
kita dalam kesusahan dan penderitaan.
Hidup hanya sementara. Ingat akan ada kehidupan yang kekal.
Hidup kita di dunia hanya ibarat tempat berteduh seorang pengembara, tempat ia
mencari bekal sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan.
Bersemangatlah untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk
hidup yang abadi di negeri akherat.
Comments
Post a Comment